Satukatanews.com. – BARRU, 13 Juni 2025 – Para petani di Desa Lalabata, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, menikmati hasil kerja keras mereka dengan melakukan panen jagung dari musim tanam 2025, yang sekaligus dibarengi dengan panen ubi kayu hasil dari sistem tumpangsari.
Alhamdulillah panen jagung MT 2025 di Desa Lalabata sekaligus panen ubi kayu sebagai hasil tumpangsari. Sebagai informasi potensi tanaman jagung dan ubi kayu di Kabupaten Barru, paling luas realisasi pertanamannya . Yaitu komoditi jagung realisasi pertanaman MT 1 seluas 320 ha dan MT II seluas 270 ha dan semoga MT III dapat terealisasi dengan baik karena Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru, sudah menyalurkan benih jagung ke 11 kelompok tani dengan jumlah benih sebanyak 4.050 kg, khusus Desa Lalabata. Semoga petani dapat melakukan pertanaman mengingat musim kemarau basah berdasarkan BMKG maaih ada hujan di pantai barat termasuk Barru selama bulan juni juli dan agustus.
Sebagai informasi untuk mendukung peningkatan produksi jagung untuk menuju swasembada maka pihak Kepolisian mengawal dan mendampingi komoditi tersebut, sedang padi di dampingi oleh TNI. Harapan kedepan agar pihak Bulog dapat menyerap priduksi jagung dengan harga yg ditetapkan pemerintah sebesar Rp 5.500/kg. Demikian smg alam slalu bersahabat unt petani. ” Ungkap Kadis Pertanian Ir. Ahmad “.
Kegiatan panen ini menunjukkan keberhasilan penerapan pola tanam tumpangsari yang menggabungkan dua komoditas sekaligus, yaitu jagung dan ubi kayu, dalam satu lahan. Dengan strategi ini, petani dapat memaksimalkan hasil produksi sekaligus mengefisienkan lahan dan waktu tanam.
Turut hadir dalam kegiatan panen tersebut sejumlah unsur pemerintah setempat, penyuluh pertanian, serta tokoh masyarakat Desa Lalabata. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan nyata terhadap upaya petani dalam meningkatkan produksi dan pendapatan sektor pertanian.
Menurut keterangan salah satu petani, sistem tumpangsari ini memberikan keuntungan ganda. “Kami menanam jagung sebagai tanaman utama, lalu ubi kayu sebagai tanaman pendamping. Hasilnya sangat memuaskan. Dalam satu musim, kami bisa panen dua jenis hasil pertanian,” ujarnya.
Sementara itu, dari pihak Dinas Pertanian Kabupaten Barru, sistem tumpangsari dinilai efektif dalam mendukung ketahanan pangan daerah. Selain itu, pendekatan ini juga dianggap lebih ramah lingkungan karena meminimalisir penggunaan pestisida secara berlebihan. ” ujar Ir. Ahmad “.
Keberhasilan panen kali ini menjadi motivasi tersendiri bagi para petani Desa Lalabata untuk terus mengembangkan pertanian berkelanjutan. Pemerintah daerah pun diharapkan terus memberikan pendampingan dan akses terhadap teknologi serta pasar agar petani semakin sejahtera.