Sarukatanews.com. – BARRU – Pulau Panikiang, salah satu kebanggaan ekologis Kabupaten Barru, kini menghadapi ancaman serius. Pulau yang selama ini dikenal sebagai rumah bagi ribuan kelelawar atau (panning—sebutan lokal dalam bahasa Bugis)—terancam kehilangan koloni satwanya akibat maraknya perburuan liar.
Menurut keterangan warga setempat, dalam beberapa bulan terakhir muncul aktivitas warga dari luar pulau yang menangkap kelelawar dalam jumlah besar untuk diperdagangkan. Tindakan ini mengganggu keseimbangan ekosistem Pulau Panikiang yang selama ini menjadi kawasan penting bagi kehidupan satwa langka tersebut.
“Dulu setiap sore langit di atas Panikiang gelap oleh ribuan panning yang beterbangan keluar dari hutan mangrove. Sekarang sudah mulai jarang. Banyak yang ditangkap untuk dijual,” tutur salah seorang warga pesisir Balusu dengan nada prihatin.
Pulau Panikiang yang terletak di wilayah administratif Desa
perairan Kecamatan Balusu ini sejatinya merupakan habitat alami kelelawar pemakan buah yang berperan penting dalam penyerbukan dan penyebaran biji tumbuhan di kawasan pesisir. Hilangnya populasi kelelawar berarti hilangnya salah satu mata rantai penting dalam sistem regenerasi ekosistem hutan mangrove dan tumbuhan liar di pulau tersebut.
Pemerintah Kabupaten Barru melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kelautan dan Perikanan diharapkan segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan praktik penangkapan satwa liar ini. Selain penegakan hukum, edukasi dan pendekatan kepada masyarakat juga dinilai perlu agar warga memahami pentingnya menjaga keseimbangan alam.
“Panikiang bukan hanya sekadar nama pulau — ia diambil dari kata panning, kelelawar yang menjadi simbol kehidupan dan keseimbangan di sana. Bila panning lenyap, Panikiang akan kehilangan jati dirinya,” ujar salah seorang pemerhati lingkungan Barru.
Kini, masa depan Pulau Panikiang berada di ujung tanduk. Jika tak segera dihentikan, perburuan liar ini bukan hanya mengancam keberadaan satwa, tetapi juga menghapus identitas ekologis dan budaya yang telah melekat selama berabad-abad.